ANIS SULISTIYO SW 88

Mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer UNSIKA

Senin, 28 Mei 2012

High Level Data Link Control


HDLC ( High level Data Link Control ) adalah protokol untuk digunakan dengan WAN ( Wide Area Networks ) yang secara luas dapat mengatasi kerugian – kerugian yang ada pada protokol – protokol yang berorientasi karaktek seperti Bi-Synch, yaitu yang hanya dapat bekerja secara half-duplex ( pengiriman isyarat dua arah tetapi tidak dalam waktu yang bersamaan ) dan penggunaan karaktek DLE untuk mendapatkan transparansi pesan.


     Dua protokol utama dalam HDLC adalah LAPB untuk sambungan ke titik – titik dan RNM untuk sambungan ke banyak titik. Protokol ini bersifat reliable yang di dalamnya memiliki kemampuan error detection dan error correction serta menjamin bahwa data yang diterima akan sama urutannya dengan ketika dikirimkan.
      HDLC adalah protokol full-duplex ( pengiriman isyarat dua arah pada waktu yang bersamaan ) dengan menggunakan dua kanal yang tidak saling bergantung dan pengiriman sinkron meskipun dapat juga digunakan dalam mode half-duplex. 

     Pada saat pesan – pesan biner murni, misalnya karakter tak terpisah, dikirimkan lewat satu kanal, acknowledgement dapat dikirimkan lewat kanal yang lain dengan arah berlawanan. Stasiun pengirim akan mengirimkan serangkaian blok data secara kontinu dan hanya berhenti jika menerima pemberitahuan bahwa ada blok yang mengandung kesalahan. Pada saat isyarat NAK diterima beberapa blok lain setelah blok yang berisi kesalahan sudah terkirimkan. Blok – blok yang dikirimkan harus diberi nomor sehingga dapat diidentifikasi secara terpisah, setiap blok harus disimpan pada pengirim untuk selang waktu yang diperlukan untuk sebuah pemberitahuan kesalahan yang diterima.


Multiplexing adalah suatu teknik mengirimkan lebih dari satu (:banyak) informasi melalui satu saluran. Istilah ini adalah istilah dalam dunia telekomunikasi. Tujuan utamanya adalah untuk menghemat jumlah saluran fisik misalnya kabel, pemancar & penerima (transceiver), atau kabel optik. Contoh aplikasi dari teknik multiplexing ini adalah pada jaringan transmisi jarak jauh, baik yang menggunakan kabel maupun yang menggunakan media udara (wireless atau radio). Sebagai contoh, satu helai kabel optik Surabaya-Jakarta bisa dipakai untuk menyalurkan ribuan percakapan telepon. Idenya adalah bagaimana menggabungkan ribuan informasi percakapan (voice) yang berasal dari ribuan pelanggan telepon tanpa saling bercampur satu sama lain.
Teknik multiplexing ada beberapa cara. Yang pertama, multiplexing dengan cara menata tiap informasi (suara percakapan 1 pelanggan) sedemikian rupa sehingga menempati satu alokasi frekuensi selebar sekitar 4 kHz. Teknik ini dinamakan Frequency Division Multiplexing (FDM). Teknologi ini digunakan di Indonesia hingga tahun 90-an pada jaringan telepon analog dan sistem satelit analog sebelum digantikan dengan teknologi digital.
Pada tahun 2000-an ini, ide dasar FDM digunakan dalam teknologi saluran pelanggan digital yang dikenal dengan modem ADSL (asymetric digital subscriber loop).
Yang kedua adalah multiplexing dengan cara tiap pelanggan menggunakan saluran secara bergantian. Teknik ini dinamakan Time Division Multiplexing (TDM). Tiap pelanggan diberi jatah waktu (time slot) tertentu sedemikian rupa sehingga semua informasi percakapan bisa dikirim melalui satu saluran secara bersama-sama tanpa disadari oleh pelanggan bahwa mereka sebenarnya bergantian menggunakan saluran. Kenapa si pelanggan tidak merasakan pergantian itu? Karena pergantiannya terjadi setiap 125 microsecond; berapapun jumlah pelanggan atau informasi yang ingin di-multiplex, setiap pelanggan akan mendapatkan giliran setiap 125 microsecond, hanya jatah waktunya semakin cepat.
Teknik multiplexing yang ketiga adalah yang digunakan dalam saluran kabel optik yang disebut Wavelength Division Multiplexing (WDM), yaitu satu kabel optik dipakai untuk menyalurkan lebih dari satu sumber sinar dimana satu sinar dengan lamda tertentu mewakili satu sumber informasi.


Pada system komunikasi apapun sinyal yang di terima akan selalu berbeda dengan sinyal yang di kirim , pada sinyal analog , hal ini berarti di hasilkan variasi pada modifikasi random yang berakibat pada penurunan kualitas sinyal.
Kelemahan-kelemahan tersebut secara umu,m adalah :
1.     Atenuasi dan distrosi oleh atenuasi.
Distrosi Atenuasi merupakan problem kecil bila menggunakan sinyal digital dimana konsentrasinya pada frekuensi utama atau kecepatan bit dari sinyal, dan Kekuatan sinyal akan melemah karena jarak yang jauh melalui medium transmisi apapun.
2.     Distorsi oleh penundaan.
Distorsi penundaan terjadi akibat kecepatan sinyal yang melalui medium berbeda-beda sehingga sampai pada penerima dengan waktu yang berbeda , hal ini merupakan hal yang kritis bagi data digital yang di bentuk dari sinyal-sinyal dengan frekuensi-frekuensi yang berbeda sehingga menyebabkan intersymbol interface.
3.     Noise
Noise adalah tambahan sinyal yang tidak di inginkan yang masuk dimanapun di antara pengirim dan penerima.


Google Analytics adalah suatu solusi yang dapat menganalisis web yang dapat memberikan info tentang kunjungan situs web anda dan efektifitas pemasaran serta data pengunjung web, di lengkapi fitur yang sangat canggih serta mudah di gunakan membuat anda dapat melihat dan menganalisis data kunjungan website anda  dengan cara yang baru. Dengan Google Analytics juga anda dapat membuat iklan yang lebih bertarget , mempermudah program marketing atau pemasaran dan membuat situs web dengan konversi lebih tinggi serta mempermudah anda baik pakar maupun bukan organisasi untuk melakukan marketing yang berorientasi pada kinerja.
Google Analytics merupakan bagian dari paket alat iklan dan analisis terkemuka di industrinya yang mencakup AdWords dan Pengoptimal Situs Web. Google Analytics berjalan di infastruktur sama yang telah terkenal secara global dan mengontrol Google, memaksimalkan integritas data, dan privasi.